Friday, December 30, 2011

Kebersamaan bersama 8.7


Haloo semua~. Aku mau sedikit cerita tentang kejadian kemarin nih hohoho. Check this out !

            Beberapa hari sebelum liburan tiba, anak-anak di kelas 8.7 (kelasku) udah ngerencanain mau jalan-jalan. Setelah berunding akhirnya dipilihah hari Kamis. Sempet bingung buat nentuin tempat tujuannya tapi akhirnya diputuskan untuk kembali menjenguk TP untuk ketiga kalinya. Kita pun masih setia bersama pak angkot yang dulu pernah di-charter angkotnya buat ke TP. Anak-anak mutusin untuk kumpul di rumahnya Cheeristy (Cheche) jam 9 pagi dan pak angkotnya disuruh nunggu di depan SMP 5. Hari kamis pun tiba. Anak-anak udah banyak yang kumpul di rumah Cheche walau aku cuma setia menunggu datangnya mereka di depo alias aku gak ikutan kumpul di rumah Cheche karena rumahku satu arah dengan TP, jadilah saya tak perlu repot minta anterin ke rumah Cheche. Keterlambatan pun terjadi karena si Fariq datangnya telat, jadilah aku sedikit ngomel sendiri di rumah *udah minta dijemput, ngomel pula* karena memang hari sudah agak siang belum lagi ditambah dengan macetnya Surabaya yang memakan waktu. Finally Fariq pun datang dan anak-anak yang udah kumpul di rumah Cheche pun tancap gas ke TP. Mereka berhenti sejenak di depan maspion 2 untuk menjemput maknae (anggota termuda) 8.7, yaitu si Anggi namun sungguh disayangkan karena ternyata Anggi tidak bisa ikut karena ada saudaranya yang datang kerumah. Next, mereka ngelanjutin perjalanan ke TP dan berhenti lagi di depo untuk menjemput saya. Mereka telah sampai di depo, kalimat pertama yang kuucapkan saat melihat kadatangan mereka adalah “buset, aku lungguh endi iki ?” bayangin aja ya, 1 angkot JSP (kuning) diisi dengan 16 makhluk kelaparan, gimana gak shock(?) saat liatnya. Ya, memang bisa dikatakan jalan-jalan kali ini adalah jalan-jalan yang paling banyak diikuti oleh penghuni 8.7 tapi inilah kelebihan kelas kita, walau duduknya Cuma 6 cm per orang tapi kita fine-fine aja dan tetep lanjutin perjalanan.
Di tengah perjalanan, kami dihadang dengan macet yang lumayan panjang plus udara panas yang bikin ketek kami jadi basah *eh* tapi kami tetep tabah menjalani walau mulut kami gak bisa berehenti untuk bilang “uhh, panas!!”. Setelah cukup lama melintasi aral melintang, kami pun sampai di parkiran TP. Satu persatu dari kami pun turun dan langsung menuju ke dalam TP. Tempat pertama yang kami tuju pastilah Toilet, biasalah 8.7 kan terkenal dengan istilah ‘pipisan’ tetapi toilet yang kita tuju sedang dalam perbaikan dan yang jaga nyuruh kami ke toilet yang lain. Karena wabah males yang melanda akhirnya kami meng-empetnya dan memilih untuk menuju XXI untuk mesen tiket nonton. Ternyata bioskopnya masih tutup *jdieng* akhirnya kami pun menuju food court untuk membeli camilan pengganjal perut keroncongan yang memang dari dari pagi belum sarapan. Setelah ‘sedikit’ kenyang kami pun kembali menginjakkan kaki di XXI yang ternyata telah buka. Beberapa anak cewek masuk untuk beli tiket Sherlock Holmes tapi anak cowok milih ke 21 untuk nonton Garuda di dadaku 2. Aku, Ivana dan Cheche sedang dalam mood yang kacau untuk nonton, akhinya kita bertiga memutuskan untuk gak nonton. Anak cowok filmnya udah mulai dan anak cewek masih 1 jam lagi, kami (anak-anak cewek) akhirnya menyerbu gramedia karena dari awal aku udah ngeroweng(?) untuk minta anterin kesana. Masuk gramed, aku udah langsung lari ke komputer buat nge-search buku yang ingin ku beli tapi Manda+Vika tiba-tiba teriak ”SuJu!! SHINee!!” aku langsung balik ke arah mereka sebelum aku sempet nge-search. Yap, buku yang kucari ternyata udah ada dijajajaran buku baru. Buku ini judulnya Shining SHINee, aku udah lama ngebet pengen bali buku ini dari awal Desembar dan akhirnya kesampaian *lega..* cukup menguras kantong sih tapi gapapa yang penting SHINee(?). Setelah ngacak-ngacak buku yang ada di gramed, beberapa anak pun memilih untuk sholat sedangkan Aku, Ivana, Cheche menuju ke arena game *aku lupa namanya*. Anak cewek pun berangkat buat nonton. Aku beli koin 15.000 untuk main. Awalnya sih iseng-iseng nyoba main yang masukin bola ke lubang yang ada angkanya untuk dapetin tiket tapi entah lagi hoki atau apa, pertama kali mencet tombolnya aku udah dapeti 25 tiket dan terus mainin sampai akhirnya dapetin bonus 50 tiket. Ivana yang awalnya gak mood untuk main ikutan exited(?) dan dia beli koin untuk main juga tapi dia ngasihin koinnya ke aku karena dia bilang aku lagi hoki buat dapetin tiket *wkwkwk*. Cheche akhirnya juga beli koin, dia pengen dapetin boneka di game yang ngambil-ngambil boneka(?) tapi pencapitnya gak mau belok jadinya Cheche gak dapet boneka dan akhirnya milih mainin yang tadi. Sekiranya udah cukup puas, kami pun menukarkan tiket tersebut dengan stiker yang sedikit kekanak-kanakan karena kita galau buat milih hadiah apa. Next, kami nunggu anak-anak di food court XXI. Ivana sama Cheche  menyuruh aku untuk buka buku Shining SHINee-nya. Awalnya aku nolak tapi akhirnya karena aku kasihan(?) liat mereka berdua. Satu persatu halaman dibuka, tanpa sadar kami pun sukses dibikin histeris oleh buku itu. Kami teriak-teriak gajelas sampai banyak orang yang ngeliat ke arah kami, namun dengan pedenya kami tetep ngelanjutin liat-liat buku itu sampai habis sambil terus teriak-teriak. HUAHAHA =))
Anak cowok udah selesai nontonnya dan mereka menuju arena game. Kami pun langsung menyerbu mereka buat join main tapi pake koin mereka *plakk* tapi ga dibolehin. Aku, Ivana, Cheche pun akhirnya balik ke food court buat nunggu anak cewek yang lagi nonton sambil pesen beberapa makan untuk makan siang. Setelah anak cewk selesai nonton, ternyata ada sedikit kejadian yang menimpa salah satu teman kami dan itu bikin aku, Ivana, Cheche ketawa, hehehe peace ^^v. Mereka yang selesai nonton milih untuk ke food court untuk makan siang. Aku, Ivana, Cheche pun akhirnya ikutan join walau kita udah selesai makan. Beberapa saat kemudian, makanan mereka perlahan habis dan sebagian anak cewek pun memutuskan untuk sholat dan sebagian lagi tetepnunggu di food court. Anak cowok pun kembali dari dunia game mereka dan menuju ke tempat kami (anak cewek) di food court. Tiba-tiba ada seorang mahasiswa yang neghampiri kami dan meminta waktu kami untuk mengisi kuisioner mereka. Karena kami lagi baik hati(?) kami pun mau untuk mengisi kusioner tersebut. Setelah selesai mengisi dan anak cewek yang sholat telah kembali, kami pun langsung menuju angkot yang kita charter dan kembali menuju Sidoarjo. Aku pun turun di rumah saya sedangkan yang lain turun di rumah Cheche.
Yap, itulah cerita kejadian kemarin. Saya sangaaattt(?) senang walau sedikit capek-capek tapi gapapalah kebersamaan dengan 8.7 mengalahkan rasa lelah saya. I love you, guys ! ^^

Friday, December 23, 2011

FF - Terima Kasih Umma-Appa [Part 4 / Final]

Hey guys, ini part terakhir dari FF Terima Kasih Umma-Appa. Hope you like this. Check this Out ! ^^



Terima Kasih Umma, Terima Kasih Appa (part 4 / final)
By : Wahyu Indah Lestari
**kilasan part sebelumnya**
“Appa telah mendengar seluruh ucapanmu tadi. Appa setuju dengan umma, Minsoo adalah yeoja yang baik. Sekarang appa dan umma menginginkanmu untuk menikah dengan Minsoo. Menikahlah dengan Minsoo, Nak. Appa yakin kau pasti bahagia, jauh lebih bahagia jika kau bersama Jessica” pinta appa sambil mendekat ke arahku dan menepuk bahuku.
“Umma dan Appa tidak berbohongkan ?” tanyaku.
“Tidak, Onew” jawab umma dan appa serempak sambil tersenyum padaku.
Kulihat Minsoo mengembangkan senyumnya ke arahku juga. Terima kasih, Tuhan..
**part 4**
Jessica’s POV
Sungguh memalukan !! Dihadapan 2000 tamu yang datang, pernikahan ini terhambat hanya karena Minsoo. Siapa sih dia ? Apa istimewanya ? Lagian aku yakin dia tidak lebih cantik dari aku. Aku pergi ke ruang rias karena pernikahanku tertunda beberapa saat sebab Onew pergi entah kemana, hingga sekarang aku belum menemukan batang hidungnya.
Aku menatap cermin yang ada di ruang rias tersebut. Ah rambutku sedikit berantakan.. Kurapikan rambutku dengar memberi sedikit hairspray. Tak lama kemudian aku mendengar suara dari sound.
“Perhatian, kepada seluruh tamu undangan..”
Aku rasa aku mengenal suara ini..Ini pasti Onew, ya ini Onew.. Aku langsung berlari menuju ruang pernikahan karena dari sanalah suara tersebut berasal.
“Saya sangat meminta maaf yang sebesar-besarnya karena hambatan yang terjadi pada acara pernikahan ini..” sound terus berbunyi.
Aku telah sampai di sumber dari suara tersebut. Ya dugaanku benar, itu adalah suara Onew. Kulihat disana Onew sedang bersama seorang yeoja dan Onew juga menggandeng tangan yeoja tersebut. Onew melanjutkan pengumumannya.
“Sekarang acara ini dapat dilanjutkan kembali. Saya Lee Jinki, akan menikah dengan Minsoo Park bukan dengan Jessica Kim. Maaf karena ada sedikit kesalahan dengan..”
PLAKK...
Tanpa sadar aku langsung menampar Onew dengan keras dihadapan semua tamu undangan yang membuat suasana menjadi hening seketika.
“HEYY, kau siapa beraninya kau menampar namjaku ?” tanya yeoja yang berada di samping Onew.
“Apa kau bilang, Onew namjamu ? Aku adalah calon istri Onew, DENGAR !” jawabku ketus. Oh jadi ini yang namanya Minsoo..
“Aku calon istrinya bukan kau, pabbo !” ucap Minsoo.
“Jessica berhenti !” bentak Onew sambil menahan tanganku yang akan melayangkan sebuah tamparan di pipi Minsoo.
“Hey, dengar ya ! Aku tidak akan pernah menikah denganmu, aku sama sekali tidak mencintaimu !” bentak Onew didepanku. “Oh dan sekarang kau sudah berani menamparku, hah ? Jadi selama ini kau hanya mencari muka di depan umma dan appaku kan, iya kan ?” lanjutnya.
“Bukan begitu maksudku Onew. Kau jangan berburuk sangka dulu..” jawabku.
“Terus apa, hah ?” sela Onew.
Aku hanya bisa terdiam untuk beberapa saat.
“Ya, sekarang kau hanya terdiam hah ? Jawab pertanyaanku, Jessica !” ucap Onew dengan meninggikan suaranya.
“Aku dulu adalah kakak kelasmu di SMA, Onew. Aku sungguh mencintaimu walau kau tak mengenal aku sedikitpun. Aku sangat senang ketika aku tahu bahwa ummaku berteman dengan ummamu. Dan sejak saat itu aku mencari muka di depan kedua orang tua mu, agar aku bisa dijodohkan denganmu. Sekarang kau mengerti, hah ?” balasku.
“Oh jadi begitu. Sekarang usahamu yang mencari muka tersebut hanya akan berakhir sia-sia. Aku tidak akan menikah denganmu, TITIK !” kata Onew yang nyaris membuat nafasku terhenti.
“Sekarang pergilah, Jessica ! Biarkan aku menikah dengan Minsoo” lanjut Onew sambil menarik tangan Minsoo dan berjalan menuju tempat pengikraran janji suci pernikahan.
“Onew ! Onew ! ONEW !!” teriakku sambil menangis.

Onew’s POV
“Saya berjanji akan menjadi suami yang baik bagi Minsoo Park dan akan mencintainya sampai ajal yang memisahkan kita” ucapku dihadapan pendeta.
“Selamat kalian telah menjadi sepasang suami-istri” kata pendeta tersebut.
Sontak seisi ruangan menjadi bergemuruh. Aku pun langsung memeluk Minsoo dan mencium keningnya.
“Minsoo, apa kau merasa senang ?” tanyaku kepada Minsoo.
“Tentu saja, Oppa. Ini adalah hari paling bahagia dalam hidupku” jawabnya.
---
Sekarang adalah waktunya para hadirin untuk memberikan ucapan selamat. Aku dan Minsoo berdiri di pelaminan.
“Onew, kau sungguh pintar memilih yeoja. Istrimu sangat cantik” ucap Jonghyun, teman ku semasa SMA.
“Kau bisa saja, Jonghyun” balasku. Aku dan Jonghyun pun langsung tertawa, sedangkan Minsoo hanya tersenyum melihat tingkahku dan Jonghyun.
“Yo selamat, bro !” kata Key. Dia adalah teman se-tim basketku di SMA.
“Haha Key, kau semakin tinggi saja. Terima kasih karena kau sudah hadir ke pernikahanku, Key” jawabku.
“Ne, gwenchanna” balas Key.
“Hyung~ Aku merindukanmu, kau sudah lama tak berkunjung ke rumahku” kata seorang namja imut yang tiba-tiba langsung memelukku.
“Taemin-ah maafkan hyung, hyung sangat repot akhir-akhir ini” jawabku kepada namja tersebut.
Ya dia adalah Taemin, tetanggaku sebelum aku pindah rumah ke rumah yang baru. Dia lebih muda 2 tahun dariku tapi sikapnya sedikit kekanak-kanakan, namun itulah yang membuatku merindukannya setelah aku pindah rumah.
“Hyung janji, kapan-kapan hyung akan bermain ke rumahmu lagi” lanjutku.
“Ne, hyung. Oh ya, selamat ya hyung atas pernikahanmu” jawab Taemin.
“Gomawo, Taemin-ah” balasku.
“Hyung ! Selamat ya” ucap Minho sambil menepuk bahuku. Minho juga teman se-tim basketku di SMA.
“Oke, bro ! Gomawo” jawabku.
Semua hadirin telah mengucapkan selamat kepadaku dan Minsoo. Satu persatu dari mereka mulai meninggalkan gedung pernikahanku. Sampai akhirnya semua tamu pun pulang tapi kulihat seorang yeoja yang dari tadi hanya terdiam tak berkutik.
“Hey” panggilku.
Kulihat dia perlahan mengangkat wajahnya yang dari tadi tertunduk.
“Jessica ?” tanyaku terkejut. “Mengapa kau masih disini ? Aku kan sudah memerintahkanmu untuk pergi” lanjutku.
“Oppa.. sudahlah jangan emosi dulu” ucap Minsoo.
Minsoo melangkah mendekati Jessica.
“Jessica-ssi, maafkan aku jika aku telah membuat hatimu hancur” kata Minsoo sambil memegang bahu Jessica.
“Ini bukan salahmu, Minsoo. Kau adalah yeoja yang tepat untuk Onew, kau sangat baik hati. Maafkan atas perlakuanku yang tidak sopan tadi” balas Jessica.
“Gwenchanna” balas Minsoo lalu memeluk Jessica.
“Jessica, maafkan aku juga ya” ucapku kepada Jessica.
“Aniyo, Onew. Kau tidak perlu meminta maaf kepadaku. Aku lah yang harusnya meminta maaf padamu karena telah mengganggu hidupmu” jawab Jessica dengan suara merendah.
“Baiklah, tidak ada yang perlu disalahkan. Semua telah menjadi baik seperti semula. Dan Jessica, kau boleh berteman dengan ku ataupun dengan Minsoo” lanjutku.
“Ne, Onew. Selamat atas pernikahan kalian berdua ya, semoga tidak ada hambatan dalam menjalani hidup baru kalian. Aku pulang dulu” ucap Jessica.
“Gomawo. Hati-hati di jalan, Jessica-ssi” jawab Minsoo.
Jessica pun meninggalkan gedung pernikahan. Minsoo berjalan ke arahku. Aku dan Minsoo saling memandang dan tersenyum satu sama lain. Aku pun memeluk dan memputar-putarkan Minsoo dipelukkanku seperti yang kulakukan padanya dulu.
“OPPA~!!” teriak Minsoo.
- The End -




Thursday, December 22, 2011

Selamat Hari Ibu

Oke sambil nunggu part yang ke 4 dari FF yang lagi ku bikin, mau ngucapin sesuatu nih buat Ibu ^^ ya, sekarang tanggal 22 Desember itu artinya ini adalah hari Ibu.

SELAMAT HARI IBU UNTUK IBUKU TERCINTA :)



Kasih sayangmu tak bisa terlukiskan
Besar jasamu tak terhingga
Semua pengorbananmu sungguh luar biasa
Ibu, engkau adalah makhluk terbaik sepanjang masa
Ibu, terima kasih atas semua yang telah kau korbankan
Terima kasih, Ibu.. sekali lagi terima kasih..


Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang

Nada nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya

Tangan halus dan suci

Tlah tenangkan tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang

Oh bunda ada dan tiada dirimu
Kan slalu ada di dalam hatiku

- Bunda ( Melly Goeslaw ) -

FF - Terima Kasih Umma-Appa [Part 3]

Ini part 3 dari FF- Terima Kasih Umma, Terima Kasih Appa^^ Selamat membaca..



Terima Kasih Umma, Terima Kasih Appa (part 3)
By : Wahyu Indah Lestari
**kilasan part sebelumnya**
“Ikuti perkataan saya, Onew-ssi” ucap pendeta.
“Ne..” jawabku singkat.
“Saya berjanji akan menjadi suami yang baik bagi Jessica Kim dan akan menemaninya hingga ajal yang memisahkan” ucap pendeta.
“Sa..ya berjan..ji a..kan. Maaf pak saya tidak bisa melakukan ini” ujarku sambil pergi meninggalkan gedung pernikahan.
“Onew, kau mau kemana ? ONEW!!” kudengar suara bentakkan appa tapi aku tak memperdulikannya.

**Part 3**
Minsoo’s POV
            Onew oppa ? Mengapa dia kemari tanpa memberitahuku ? Mengapa dia menangis ? Mengapa dia menggunakan pakaian pernikahan ? Kulihat Onew oppa dari luar jendela kamarku.
            “Minsoo-ya, keluarlah aku ingin bertemu denganmu” terdengar suara Onew oppa dari luar rumah. Aku langsung berlari menuju luar rumah dan menemui Onew oppa.
            “Onew oppa, wae ? apa yang terjadi padamu ? mengapa kau menangis ?” tanyaku dengan nada bingung.
            Namun Onew oppa tidak menjawab pertanyaanku, ia langsung berlari ke arahku dan memelukku erat. Ya Tuhan apa yang terjadi dengan Onew oppa...
            Setelah cukup lama Onew oppa memelukku, perlahan aku melepaskan pelukkannya.
“Oppa, wae ? ceritakan padaku” tanyaku sambil menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
“Minsoo, maafkan aku karena aku tidak mengatakan hal ini padamu dan maafkan juga karena selama 3 hari aku tidak mengabarimu” jelas Onew oppa.
“Hal apa, oppa ?” tanyaku lagi.
“ARGHH!! MENGAPA SEMUANYA MENJADI SEPERTI INI, TUHAN...!!” teriak Onew oppa dengan cukup keras.
“ceritakan kepadaku, oppa. Apa yang sedang terjadi ? kumohon oppa, ceritakanlah padaku !” pintaku kepada Onew oppa.
“Minsoo, umma dan appa ku men.. menjodohkanku dengan Jessica” ucapnya dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.
Tanpa kusadar air mataku ikut membasahi pipiku setelah aku mendengar apa yang diucapkan oleh Onew oppa.
“Oppa, kau.. kau tidak bercandakan ?” kataku dengan terbata-bata.
“Tidak Minsoo, aku berkata jujur. Hari ini adalah hari pernikahanku tapi aku meninggalkan gedung pernikahan agar aku bisa menemuimu. Aku tak mau menikah dengan Jessica, aku hanya mau denganmu Minsoo-ya” jelas Onew oppa bersama dengan tangisannya yang semakin menjadi.
Aku terdiam. Aku seperti mendapatkan tusukkan di jantung.  Aku tak percaya bahwa semua akan berubah 180 derajat. Akhirnya setelah menguatkan hati aku pun mulai membuka suara.
“Onew oppa, jika memang itu adalah permintaan umma dan appamu penuhilah permintaan mereka appa. Walau dengan berat hati, aku akan merelakanmu oppa. Aku tidak mau oppa menjadi anak yang tidak patuh kepada orang tua. Laksanakan pernikahan itu oppa, aku rela” ujarku panjang lebar sambil menghapus lagi air mata Onew oppa.
“Tapi Minsoo, sungguh aku hanya mencintaimu. Aku tidak mampu jika aku harus melapaskanmu” jawab Onew oppa sambil memegan kedua tanganku.. “Minsoo, kumohon menikahlah denganku” lanjutnya.
“Tapi oppa, bagaimana dengan umma dan appa mu ?” kataku.
“Biar aku yang mengatakan kepada mereka, sekarang kumohon ikutlah denganku” pinta Onew oppa.
“Kemana, oppa ?” tanyaku.
“Sudahlah nanti kau pasti tahu” ucapnya.

Onew’s POV
“Naiklah, aku akan membawamu ke suatu tempat” ucapku kepada Minsoo sambil membukakan pintu taksi untuknya.
“Ne, oppa” jawab Minsoo.
Aku masih menyadari bahwa air mataku masih mengalir, entah apa yang membuat air mataku tak bisa berhenti.
Aku dan Minsoo telah sampai di suatu tempat.
“Gedung apa ini, oppa ?” tanya Minsoo.
“Ini gedung pernikahanku dengan Jessica, ahh menyebalkan” jawabku.
Kulihat di gedung tersebut masih banyak tamu undangan. Aku pun mengajak Minsoo masuk ke dalam.
“Onew, kemana saja kau ! Kau membuat umma dan appa malu. Dan siapa yang kau yeoja yang kau bawa ini ?” tanya umma dengan nada marah.
Saat aku hendak berbicara, tiba-tiba appa datang dan langsung memarahiku.
“ONEW, KAU.. KAU SANGAT MENGECEWAKAN UMMA DAN APPA !” lagi-lagi appa membentakku.
“Umma-appa, Onew sudah pernah bilang bahwa ONEW TIDAK MENCINTAI JESSICA !! ONEW HANYA MAU MENIKAH DENGAN MINSOO !” jelasku kepada umma dan appa.
“Oppa, kontrolah emosimu. Mereka orang tua oppa” ujar Minsoo lirih.
Aku pun mencoba mengatur emosiku, aku memegang dadaku dan menenangkan pikiranku.
“Umma- Appa, kumohon mengertilah tentang perasaan Onew. Bagaimana mungkin Onew bisa melakukan pernikahan dengan yeoja yang tidak Onew cintai sama sekali. Bahkan...” belum selesai aku berbicara, tiba-tiba umma pergi begitu saja.
Aku dan Minsoo berusaha mencari umma kemana-mana, akhirnya aku menemukan umma sedang menangis di kamarnya. Perlahan aku dan Minsoo masuk ke kamar umma.
“Umma, maafkan Onew” kataku pelan sambil duduk disamping umma. “Maafkan Onew karena telah membentak umma seperti tadi” lanjutku dengan air mata yang semakin mengalir deras.
“Ahjumma...” kudengar Minsoo membuka suara. Namun belum sempat Minsoo berkata, umma sudah menyela.
“Onew, ini bukan kesalahanmu. Ini kesalahan umma dan appa” jelas umma sambil memegang tanganku. “Umma sangat bersalah telah memaksamu untuk menikah dengan Jessica, karena semula umma mengira Jessica adalah yeoja yang paling baik untukmu. Tapi sebaik-baiknya Jessica dimata umma, itu tidak akan membuat hidupmu bahagia karena kau sama sekali tidak mencintainya. Umma bersalah kepadamu Onew, maafkan umma” lanjut umma sambil memelukku erat.
Aku melihat keaarah Minsoo, ia hanya menunduk.
“Tapi umma, Onew lebih bersalah karena Onew tidak bisa memenuhi permintaan Umma dan Appa” jawabku.
“Tidak Onew, ini semua salah umma dan appa” kata umma sambil melepaskan pelukkannya.
“Ahjumma, Minsoo tidak ingin Onew oppa menjadi anak yang tidak patuh pada orang tua. Minsoo rela jika harus merelakan Onew oppa untuk Jessica-ssi. Minsoo tidak ingin ahjumma sedih karena hal ini” ujar Minsoo kepada umma dengan lembut.
“Minsoo, kemarilah” umma memanggil Minsoo untuk duduk disampingnya karena dari tadi Minsoo duduk dilantai.
“Kau tak seharusnya berbicara seperti itu, Minsoo. Kau adalah yeoja yang sangat baik, lebih baik dari yang Ahjumma kira” lanjut umma sambil menepuk bahu Minsoo. “Sekarang umma mohon kalian menikahlah, rangkailah hari-hari bahagia kalian” jelas umma sambil menyatukan tanganku dan tangan Minsoo.
“Umma?” tanyaku.
“Umma mohon padamu Onew, penuhilah permintaan umma kali ini” kata umma dengan sedikit memohon.
“Onew..” terdengar suara appa, ternyata appa sudah berada di depan pintu kamar.
“Appa” jawabku.
“Appa telah mendengar seluruh ucapanmu tadi. Appa setuju dengan umma, Minsoo adalah yeoja yang baik. Sekarang appa dan umma menginginkanmu untuk menikah dengan Minsoo. Menikahlah dengan Minsoo, Nak. Appa yakin kau pasti bahagia, jauh lebih bahagia jika kau bersama Jessica” pinta appa sambil mendekat ke arahku dan menepuk bahuku.
“Umma dan Appa tidak berbohongkan ?” tanyaku.
“Tidak, Onew” jawab umma dan appa serempak sambil tersenyum padaku.
Kulihat Minsoo mengembangkan senyumnya ke arahku juga. Terima kasih, Tuhan..





Wednesday, December 21, 2011

FF - Terima Kasih Umma-Appa [Part 2]

Hohoho, akhirnya selesai juga yang part 2. Biar mudeng bacanya, kalau yang belum baca part 1, dibaca dulu ya -->> http://wahyuindahl.blogspot.com/2011/12/ff-terima-kasih-umma-appa-part-1.html . Ini POV nya ganti Minsoo ^^ Happy reading :)


Terima Kasih Umma, Terima Kasih Appa (part 2)
By : Wahyu Indah Lestari
**kilasan part sebelumnya**
“Chagi-ya, boleh aku membuka mataku ?” tanyaku. Namun tidak ada jawaban. “Chagi-ya..?” tanyaku lagi. Namun tetap tidak ada jawaban.
Akhirnya aku memutuskan untuk membuka mataku, dan aku tidak melihat Minsoo di sekelilingku.
“Minsoo..Minsoo.. dimana kau ?” teriakku.
Aku berlari mengelilingi taman namun aku tetap tidak menemukan Minsoo. Minsoo dimana kau ?
**part 2**
Minsoo’s POV
            Aku bersembunyi di balik semak-semak agar Onew oppa tidak bisa menemukanku. Aku melihat Onew oppa kebingungan mencariku. Wajahnya sangat lucu saat ia cemas, itu membuatku ingin menarik pipi chabi nya. Onew oppa, kau sangat menggemaskan..
            Setelah cukup lama aku bersembunyi, akhirnya aku memutuskan untuk memanggil Onew oppa. Aku tidak tega melihatnya cemas terus.
            “ONEW OPPA!!. Aku disini~” teriakku kepada Onew oppa sambil melambai-lambaikan tanganku. Kulihat ia yang berlari ke arahku. Wajahnya terlihat sedikit kesal.
            “Ahh, Chagi ! Mengapa kau mengerjaiku ?” kata Onew oppa dengan nafas yang sedikit ngos-ngosan karena berlarian.
            “Mianhae, oppa. Aku ingin melihat ekspresi wajahmu ketika kebingungan. Wajahmu sangat lucu, oppa” ucapku kepada Onew oppa sambil menyentuh hidungnya.
            “Minsoo ku sayang, lain kali kalu ingin melihat wajah lucuku katakan saja. Jangan kau buatku kebingungan seperti tadi” ujar Onew oppa dengan wajah yang sedikit cemberut.
            “Heheh, iya oppa. Aku minta maaf, aku mengaku bersalah telah mengerjaimu. Maafkan aku, oppa” kataku dengan nada memohon.
            “Ne, aku maafkan tapi jangan diulang lagi ya, chagi” jawab Onew oppa.
            “Aku janji oppa” ucapku.
            “Chagi..” kata Onew oppa sambil menarikku kepelukkannya dan ia memelukku cukup erat hingga membuat tubuhku sulit digerakkan.
            “Ne, op..pa” jawabku dengan suara yang agak bergetar. Sungguh jantungku berdetak sangat kencang, aku sangat gugup.
            “Aku.. aku sangat mencintaimu, baby hehe” gurau Onew oppa.
            “ahh oppa, kau membuatku gugup” balasku. “Aku juga sangat mencintaimu, oppa” lanjutku.
“tapi chagi, kau harus menerima ini sebagai balasan atas perbuatanmu yang telah mengerjaiku tadi, terimalah ini~” lanjut Onew oppa sambil mengangkat dan memputar-putarkan tubuhku di pelukkannya.
“Aniyo, oppa!! Kumohon hentikan, aku sangat pusing” kataku padanya.
Akhirnya Onew oppa, menghentikan putarannya dan menurunkanku.
“Oppa, sungguh aku sangat pusing” kataku sambil memegang tangan Onew oppa agar tubuhku seimbang.
“hehehe, maafkan aku chagi. Itulah balasan yang harus kau terima” ucap Onew oppa sambil tersenyum padaku.

Onew’s POV
            Sungguh hari ini sangat menyenangkan.. Aku sangat bahagia bisa melewatkan banyak waktu bersama Minsoo.
            Aku mengendarai motorku untuk kembali ke rumah setelah berjam-jam menghabiskan waktu bersama Minsoo. Kini aku telah sampai di rumah.
            “Onew pulang” ucapku saat masuk kedalam rumah.
            “Onew akhirnya kau pulang juga” kata umma kepadaku.
            “Ada apa ini, umma ?” tanyaku ke umma saat aku melihat 3 orang asing sedang duduk di ruang tamu.
            “Onew, ini teman umma. Dan ini Luna, putri mereka” jawab umma sambil mengenalkan mereka kepadaku.
            “Annyeonghaseyo, Onew-imnida” ucapku sambil menunduk.
            “Annyeonghaseyo..” balas mereka bersamaan.
            “Umma, Onew ke kamar dulu ya. Onew sangat lelah” bisikku di telinga umma.
            “Tunggu, duduklah disini sebentar saja” jawab umma sambil memegang tanganku.
            Aku pun duduk di sofa.
            “Onew, umma dan appa telah memutuskan bahwa umma dan appa akan menikahkanmu dengan Jessica” ujar appa dengan nada yang halus tapi itu membuat nafasku seakan terhenti.
            “MWO?? Tidak, appa! Onew tidak mau! Onew sudah mempunyai yeojachingu, dan Onew sangat mencintainya” kata ku dengan nada yang sedikit tinggi.
            “Onew, dengarkan dulu. Jessica adalah gadis yang baik, dia sangat perhatian jika kau menikah dengannya kau pasti akan bahagia” jelas appa.
            “Tapi Onew akan lebih bahagia jika Onew bersama dengan yeoja yang Onew cintai, appa. Pokoknya Onew tidak mau!” ucapku sambil pergi meninggalkan semua orang yang ada di ruang tamu.
“Onew, tunggu! Jangan pergi!” ucap umma. Tapi aku tak menhiraukannya aku tetap pergi menuju kamar.
---
ARRGHH!! Mengapa semua jadi seperti ini.. MENGAPA?? gumamku sambil mengacak-acak rambutku. Aku membaringkan badanku di tempat tidur. Air mataku tak terbendung, mendengar keputusan umma dan appa yang sangat diluar dugaanku. Ku kira umma dan appa sayang padaku tapi apa ? mereka malah menjodohkanku dengan yeoja yang sama sekali tidak kucintai, bahkan aku mengenalnya pun tidak. ONEW TIDAK MAU DIJODOHKAN..!
*Tok..tok..tok..*
“Onew, ini umma. Boleh umma masuk ?” kata umma dari luar kamarku. Tapi aku tidak menanggapi perkataan umma.
“Onew, buka pintunya. Umma ingin berbicara denganmu !” kata umma dengan agak mengeraskankansuaranya.
“Iya, umma. Tunggu sebentar” jawabku sambil melangkah lemas membukakan pintu. Lalu aku kembali berbaring di tempat tidur dan membiarkan umma yang berjalan mendekatiku.
“Onew, umma mohon kepadamu, menikahlah dengan Jessica” terang umma.
“tapi umma..”
“Onew, ayolah penuhi permintaan umma dan appa sebelum umma dan appa tiada” sela umma.
“Umma, mengapa umma berkata seperti itu ? tidak ada satu orang pun yang tahu kapan tiba hari kematian mereka” ucapku kepada umma.
“iya, umma mengerti tapi apa salahnya kan kalau kamu membahgiakan umma dan appa” jelas umma.
Aku hanya terdiam mendengar perkataan umma. Jika aku menolak permintaan umma dan appa, berarti aku tidak menghargai semua yang telah dilakukan umma dan appa. Tapi jika aku menuruti permintaan mereka, hidupku pasti tidak bahagia. ARRGHH!!
---
Ya, tepat 3 hari aku tidak bertemu dengan Minsoo. Anehnya, mengapa Minsoo tidak pernah menghubungiku. Apakah dia tidak merindukanku ?
“Onew, cepatlah tamu sudah banyak yang datang” kata appa dari luar ruang ganti.
“Ne appa, sebentar lagi” jawabku singkat.
Kau tahu ? hari ini adalah hari yang paling menyebalkan dalam hidupku. Aku harus menikah dengan orang tidak kucintai. Appa terus-terusan memanggilku agar bergegas akhirnya aku pun menuju ruang pernikahan. Kulihat seorang pendeta telah siap untuk menikahkanku dengan Jessica. Ahh, ini tidak boleh terjadi !
Aku terus mencari cara untuk membatalkan acara ini. Namun..
“Onew, ayo pendeta sudah menunggumu. Jangan membuang banyak waktu !” ucap appa sambil menarik tanganku.
Aku tak bisa menghadapi semua ini. Aku belum mengatakan hal ini kepada Minsoo. Bagaimana jika Minsoo mengetahui semua ini ?
Tuhan ku mohon berikanlah keajaiban agar acara ini bisa dibatalkan..
---
“Onew-ssi, kamu siap ?” tanya pendeta kepadaku.
“Si..ap..” jawabku. Sungguh aku tidak ingin acara ini terlaksana, tapi kulihat ke arah umma dan appa, mereka sungguh menantikan aku mengucapkan janji suci itu. Ya Tuhan.. Bagaimana ini ?
“Ikuti perkataan saya, Onew-ssi” ucap pendeta.
“Ne..” jawabku singkat.
“Saya berjanji akan menjadi suami yang baik bagi Jessica Kim dan akan menemaninya hingga ajal yang memisahkan” ucap pendeta.
“Sa..ya berjan..ji a..kan. Maaf pak saya tidak bisa melakukan ini” ujarku sambil pergi meninggalkan gedung pernikahan.
“Onew, kau mau kemana ? ONEW!!” kudengar suara bentakkan appa tapi aku tak memperdulikannya.


Monday, December 19, 2011

FF - Terima Kasih Umma-Appa [Part 1]

Hey everyone. Akhirnya aku bisa nyelesaiin FF ketigaku. Aku pakai part-part'an (?) dalam FF ini, soalnya kalau digabung pasti puanjang banget dan bikin males bacanya hahah. Okey, happy reading ^^
---
 Terima Kasih Umma, Terima Kasih Appa
By : Wahyu Indah Lestari
Onew’s POV

            “Gamsahamnida, oppa” kata seorang yeoja kepadaku.
            “Ne, chagi-ya” balasku sambil tersenyum kepadanya.
Ya, yeoja itu adalah yeojachingu-ku. Namanya Minsoo, hampir 3 tahun aku menjalin hubungan dengannya, dia sangat perhatian kepadaku.
“Aku masuk kerumah ya, oppa. Sekali lagi terima kasih dan maaf karena aku telah merepotkanmu agar mengantarkanku pulang” ucap Minsoo padaku.
“Aniyo, kau tidak merepotkanku kok” balasku.
“Annyeong~ oppa” sahutnya sambil mencium pipiku dan membuat pipiku memerah seketika.
“Annyeong, chagi-ya”
Aku langsung meninggalkan rumah Minsoo karena hari sudah semakin larut. Sesampaiku dirumah, aku disambut dengan suara ‘guk-guk’ dari anjing kesayanganku. Namanya Ricko dan Minsoo lah yang memberi nama kepadanya.
“Onew pulang” kataku sambil masuk kedalam rumah.
Tapi ada yang aneh, mengapa rumah menjadi sepi. Biasanya kalau aku pulang, umma pasti akan menyambutku sambil membawakan segelas susu untukku.
“Umma.. umma..” ucapku, tapi tetap tidak ada yang membalas panggilanku.
Aku mencari umma dan appa ke lantai atas, tetapi mereka tetap tidak ada. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamarku untuk beristirahat. Kulihat ada secarik kertas yang tertempel di pintu kamarku.
Onew ku sayang, umma dan appa pergi ke rumah teman umma
karena ada urusan. Maafkan umma jika umma tidak bilang
padamu sebelumnya. Umma telah membuatkan ayam
goreng untukmu di meja makan. Umma dan appa mungkin
akan pulang besok pagi.

-      Umma dan Appa -

Ahh, umma mengapa umma tidak bilang kepadaku sebelumnya. Kalau beginikan aku kesepian dirumah. Aku langsung masuk ke dalam kamarku dan merebahkan tubuhku diatas tempat tidur. Setelah beristirahat sejenak, aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku. Lalu aku menuju meja makan untuk mengambil makanan dan memakannya sambil menonton televisi.
Setelah makananku habis, aku membiarkkan piring makanan tersebut tergeletak diatas meja dan aku melanjutkan menonton televisi. Aku merasa sangat kesepian, hingga akhirnya aku tertidur di depan televisiku.
---
“Onew, bangunlah. Umma dan appa sudah pulang, Onew cepat bangun” terdengar olehku suara umma yang memintaku untuk segera beranjak bangun.
“Ahh, umma sebentar lagi. Onew masih sangat ngantuk” jawabku dengan nada malas.
“Hmmmh, kau ini kalau sudah tidur pasti tidak mau dibangunkan” ucap umma-ku.
Aku hanya menggaruk tanganku dan melanjutkan tidur. Beberapa saat kemudian, kudengar suara handphoneku berdering. Aku mencari-cari handphoneku, lalu aku melihat ke layar HP ku. Aku lihat bahwa Minsoo yang menghubungiku, aku langsung bangun dan mengangkat telpon darinya.
“Oppa ?” kata Minsoo.
“Ne, chagi. Ada apa ?” ucapku.
“Aku hanya ingin mengajak oppa pergi ke taman, aku sangat bosan di rumah” ucap Minsoo dengan nada yang agak manja, yang membuatku semakin gemas mendengar suara imutnya.
“Ahh, okey kalau begitu mari berangkat ! Tapi aku mandi dulu ya chagi, aku baru bangun tidur hhehe” balasku.
“Ihh oppa, masak jam segini baru bangun, dasar namjaku yang malas” sahut Minsoo dengan nada mengejek.
“hehehe, kita berangkat jam berapa, chagi ?” tanyaku kepada Minsso.
“Terserah oppa saja” jawabnya.
“Baiklah, kalau begitu sebentar lagi aku akan menjemputmu” ujarku.
“Ne, oppa. Aku menantimu baby~ saranghae” ucap Minsoo yang membuatku sedikit tersipu.
“Saranghae” balasku.
---
Aku telah sampai dirumah Minsoo. Aku langsung memanggilnya agar cepat-cepat menemuiku.
“Minsoo.. Oppa diluar”
“Ne, oppa. Tunggu sebentar” sahutnya.
Tak lama kemudian keluarlah Minsoo yang dengan anggun berjalan ke arahku.
“Annyeong~ oppa” ucapnya sambil mencium pipiku lalu tersenyum manis.
“Annyeong~ yeobo” balasku sambil mengacak-acak poninya.
“Oppa, ayo kita berangkat !” kata Minsoo sambil menaiki motorku.
“Ne, let’s go !” kataku.
---
Kini aku dan Minsoo telah sampai di taman. Minsoo langsung menarik tanganku dan berlari menuju tempat teduh di bawah pohon. Minsoo langsung duduk di tempat tersebut dan menyuruhku duduk disampingnya.
“Pemandangannya indah sekali ya, oppa” kata Minsoo padaku sambil menyandarkan kepalany di bahuku.
“Iya, chagi. Tapi dirimu jauh lebih indah, sayang” ucapku sambil membelai rambut lurusnya.
“Ahh oppa, pejamkanlah matamu !” ucapnya sambil menegakkan badannya.
“Wae, chagi ?” tanyaku dengan nada bingung.
“tidak apa-apa, ayolah pejamkan matamu oppa dan jangan buka sebelum aku meminta oppa untuk membuka mata” mohon Minsoo.
“Baiklah..” jawabku sambil memejamkan mataku.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya aku mulai berbicara.
“Chagi-ya, boleh aku membuka mataku ?” tanyaku. Namun tidak ada jawaban. “Chagi-ya..?” tanyaku lagi. Namun tetap tidak ada jawaban.
Akhirnya aku memutuskan untuk membuka mataku, dan aku tidak melihat Minsoo di sekelilingku.
“Minsoo..Minsoo.. dimana kau ?” teriakku.
Aku berlari mengelilingi taman namun aku tetap tidak menemukan Minsoo. Minsoo dimana kau ? 

- Bersambung -