Friday, June 1, 2012

FF - Day By Day (part 9)


               “Who are you?” balas perempuan itu. ‘Who are you?’ bukankah seharusnya aku yang menyanyakan pertanyaan itu kepadanya? Siapa perempuan itu?
               “I’m Minsoo, from Daegu. Then who are you?” tanyaku kembali.
               “I’m Clara, Onew is working right now.”
               “Oh, Okay, thank you” aku langsung menutup telepon tersebut. Aku bertanya-tanya dalam hati, Siapa Clara? Mengapa ponsel Onew ada di dia?
--
11 Desember 2009
Onew’s POV
               Hari ini aku tidak masuk kerja karena kemarin aku telah lembur seharian. Aku menyeduh secangkir moccacino dan kunikmati sambil menonton televisi. Beberapa hari lalu aku telah mengirimkan hadiah ulang tahun untuk Minsoo, dan appa mengatakan bahwa beliau telah memberikan hadiah tersebut kepada Minsoo. Kuletakkan sejenak cangkir moccacinoku diatas meja, kurogoh saku tas kerjaku untuk mengambil ponselku. Aku mengecek ponselku karena kemarin aku tidak mengeceknya sama sekali. Kulihat ada sebuah panggilan masuk dan panggilan itu telah dijawab, tanpa pikir panjang aku langsung menelpon nomor yang belum kukenal itu.

               “Yeoboseyo?” ucap seseorang dari ujung telepon. “Onew oppa~” lanjut orang tersebut.
               “Oh Minsoo-ssi?” tanyaku terkejut setelah kudengar bahwa suara orang yang kupanggil mirip dengan suara Minsoo.
               “Ne..” jawab Minsoo dengan nada yang sangat gembira.
               “Aigoo.. Minsoo-ssi, aku sangat tidak menyangka bahwa nomor yang kupanggil adalah nomor teleponmu. Maafkan oppa karena oppa tidak mengingat nomor teleponmu, jadi oppa hanya menunggu kamu menelpon” ucapku panjang lebar.
               “Aniya, gwenchanna oppa yang penting sekarang aku bisa mendengar suara oppa hehe” kata Minsoo.
               “Minsoo-ssi, apa kemarin kamu menghubungiku? Kemarin oppa lembur seharian, dan di kantor ada peraturan yang melarang setiap pegawainya membawa ponsel ke ruang kerja. Jadi oppa menitipkan ponsel oppa ke sekretaris kantor.”
               “Ahh jadi begitu, kemarin panggilanku dijawab oleh Clara. Jadi Clara itu sekretaris kantor, oppa?” tanya Minsoo.
               “Ne.. Minsoo-ssi, apa kamu sudah menerima hadiah dari oppa?”
               “Sudah, oppa. Jeongmal gamsahamnida, oppa.”
               “Ne. Apa kamu merindukan oppa?” tanyaku.
               “Geurae, oppa. Mana mungkin aku tidak merindukanmu, cepatlah kembali oppa~” jawab Minsoo dengan nada manja. Ahh aku merindukan suara manja itu..
               “Secepatnya... Oppa akan kembali secepatnya untuk menemuimu..”
               “Ne, oppa..”
               “Minsoo-ssi, nanti oppa hubungi lagi ya.. Annyeong~ Saranghae..” ucapku.
               “Ne, nado saranghae oppa..”
               Aku pun memutus panggilan tersebut dan segera menyimpan nomor telepon Minsoo. Kuletakkan ponselku di sofa dan aku beralih untuk meminum moccacinoku.
--
30 Mei 2010
Minsoo’s POV
               Aku berdiri di depan cermin, mengamati penampilanku. Aku sangat bersemangat hari ini. Hari ini adalah hari wisudaku, aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Segera kuambil ranselku dan pergi menuju halaman rumah. Umma dan appa telah siap mengantarku serta menemaniku wisuda hari ini, walau Onew oppa tidak bisa menemaniku tapi aku tidak boleh bersedih. Aku pun berangkat menuju kampus bersama umma dan appa.
--
               Sebentar lagi adalah giliranku untuk mengambil ijazah kelulusanku dihadapan kepala sekolah. Aku sangat tidak sabar ingin menyentuh ijazahku dan berfoto bersama keluarga serta teman-teman sebagai foto kenang-kenangan.
               Akhirnya semua murid telah menerima ijazah masing-masing. Semua murid termasuk aku berkumpul di halaman sekolah dan bersiap untuk melempar topi wisuda bersama-sama. Aku sangat senang karena aku bisa lulus bersama teman-temanku.
               “SATU DUA TIGA!!!” teriak salah seorang murid. Sontak ratusan topi wisuda berhamburan di angkasa dan kembali jatuh ke bumi. Sungguh moment yang tak akan terlupakan...
               Setelah selesai, semua murid kembali ke rumah masing-masing. Aku memilih untuk menuju ke pantai yang setahun lalu Onew mengajakku kesana karena umma dan appa sudah pulang. Ya.. pantai itu menyimpan banyak kenangan, walau aku baru sekali berkunjung kesana tapi kenangan akan Onew sangatlah besar. Aku menaikki sebuah taxi dan berangkat menuju pantai tersebut. Aku masih sangat bahagia karena kelulusanku, dan aku ingin mengabarkan ini kepada Onew.
               Tak terasa, aku pun sudah tiba di pantai tersebut. Kubayar ongkos taxi dan aku segera menuruni taxi itu. Aku berlari menuju hamparan pasir di pantai dan duduk ditempat dimana dulu aku dan Onew duduk, aku masih ingat persis dimana tempat itu. Kukeluarkan ponselku dari saku celana jeans yang kupakai, aku segera menghubungi Onew.
               “Yeoboseyo?” ucap Onew di seberang telepon.
               “Annyeonghaseyo, oppa!!” balasku bersemangat.
               “Ahh, Minsoo-ssi. Mengapa kamu bersemangat sekali?” tanya Onew.
               “Oppa, aku lulus dan ijazahku sudah kupegang.”
               “Jinjja-yo?”
               “Ne, Oppa”
               “Waaaaa Chukkae chukkae~ heheh” ucap Onew kepadaku diiringi dengan tawa nya yang khas.
               “Ne, gamsahamnida. Oppa, coba tebak sekarang aku sedang dimana!” kataku.
               “Ehm.. di kampus?”
               “Aniyo, aku ada di pantai yang oppa tunjukkan padaku” jawabku sambil memainkan pasir di pantai.
               “Ahhh oppa ingin menemanimu..” ucap Onew.
               “Gwenchanna, oppa. Lain kali masih ada waktu untuk datang ke pantai ini bersama” jelasku. Aku masih mengingat hari dimana Onew mengatakan bahwa ia akan mengajakku kembali ke pantai ini. Aku akan menunggu saat itu datang, oppa...
               “Ne, Minsoo-ssi.” Jawab Onew singkat.
               “Oppa, apa kamu sedang di kantor?”
               “Oppa sedang di perpustakaan kota”
               “Ahh aku tidak mau menutup telepon ini, tapi pulsaku akan habis” ucapku sambil cemberut.
               “Nantikan masih bisa menghubungi lagi, atau oppa yang menghubungimu?”
               “Tidak usah, Oppa. Lain waktu, aku akan menghubungi oppa lagi. Annyeong~”
               “Annyeong~”
               Dengan berat hati, aku pun memutus panggilan itu. Aku beralih memandang pantai yang indah ini. Kurasakan hembusan angin yang bertiup, hingga akhirnya aku pun kembali kerumah karena hari sudah sore.
--
20 September 2011
               Aku terbangun dari tidurku karena dering dari ponselku. Kusebahkan selimutku dan meraih ponselku yang kuletakkan di bufet samping tempat tidur. Sebuah pesan masuk, dari Onew. Aku membaca pesan tersebut dengan mata yang masih sedikit mengantuk.
                              From : Onew Oppa
Minsoo-ssiiiiii, akhirnya surat keputusan dari kepala kantor turun. Surat tersebut memutuskan bahwa oppa akan memimpin sebuah cabang perusahaan di Daegu mulai Januari tahun depan. Itu artinya.. Oppa akan pulang akhir tahun ini!!! Ahh oppa sangat senang, akhirnya oppa bisa kembali melihat wajah cantikmu kekeke :D

               Mataku terbelalak lebar setelah aku membaca pesan tersebut. Semua rasa kantuk yang kurasa hilang seketika. Yessss.. akhirnya Tuhan.. Terima kasih...
               Aku segera menghubungi Onew karena aku sudah tidak bisa menahan kegembiraan yang melandaku.
               “Yeoboseyo?” ucap Onew.
               “OPPA~ Benarkah yang kamu sms kan barusan?” tanyaku to the point.
               “Geurae, Minsoo-ssi. Oppa tidak sabar ingin segera kembali” ucap Onew dengan sedikit ‘excited’.
               “Aku juga, Oppa. Aku ingin memelukmu saat kamu kembali kekeke” ucapku dengan nada bercanda.
               “Aku akan siap menerima pelukkanmu, Minsoo-ssi hehehe” jawab Onew dengan candaannya.
               “Oppa, tanggal berapa oppa akan kembali?”
               “Dari surat yang oppa terima, oppa akan kembali tanggal 17 Desember tahun ini”
               “Ne, oppa.. Aku akan menunggumu~” ucapku.
               “Aku juga akan menemuimu, chagi-ya~”
               “Hehe.. Oppa, nanti oppa hubungi aku lagi ya, annyeong oppa~”
               “Ne, annyeong~” balasnya.
--
TO BE CONTINUED

No comments:

Post a Comment