Aku meletakkan kembali ponsel tersebut di atas meja belajarku. Aku segera keluar dari kamar dan bergegas mandi karena aku harus kuliah pagi ini. Mungkin hari-hariku sekarang mulai sedikit membosankan karena Onew tidak ada didekatku. Tapi aku harus tetap bersemangat menjalani hari-hari tanpa Onew hingga ia kembali ke Daegu lagi.
--
10 Desember 2009
Aku terbangun dari tidurku yang pulas pagi ini, aku segera merapikan tempat tidurku. Segera kubuka tirai jendela kamarku agar cahaya matahari dapat masuk.
“Minsoo...” panggil seseorang dari luar sambil mengetuk pintu kamarku.
“Ne..” aku berlari untuk membukakan pintu kamarku, ternyata umma yang memanggilku.
“Minsoo-ya, orang tua Onew datang kemari. Mereka telah menunggumu dibawah” ucap umma.
“Ah jeongmalyo?”
“Ne, cepatlah mandi dan kemudian temui mereka. Umma akan berbincang bersama mereka sambil menunggumu selesai mandi” jelas umma.
“Ne, umma”
--
Aku segera menuju lantai bawah untuk menemui orang tua Onew yang sudah menungguku. Aku tersenyum menyambut mereka.
“Annyeonghaseyo~” sapaku sambil membungkuk.
“Annyeonghaseyo..” jawab kedua orang tua Onew.
Aku duduk disamping umma, raut mukaku mingkin nampak sedikit bingung. Orang tua Onew datang dengan wajah yang serius. Aku mencoba untuk menghilangkan khayalan-khayalan aneh dipikiranku, mencoba untuk berpikiran positif.
“Minsoo-ssi, kemarin kami mendapat kiriman dari Onew. Ia menitipkan ini untukmu.” Ucap umma Onew sambil memberikan sebuah kotak berwarna merah. Aku menerima kotak tersebut dan menaruhnya dipangkuanku.
“Ne, gamsahamnida.” Ucapku sambil tersenyum. Aku menahan keinginanku untuk membuka kotak tersebut, entahlah aku takut ada hal buruk dari maksud Onew memberi kotak tersebut.
Suasana menjadi hening sejenak. Aku kembali menatap orang tua Onew, “Ahjussi, apakah Onew sudah bisa dihubungi ?” tanyaku kepada appa Onew.
“Ne, saya lupa akan hal itu. Kemarin Onew juga mengirimi kami surat, ia mengatakan bahwa ia telah bekerja di sebuah kantor dan ia telah membeli sebuah ponsel kembali. Ia memberikan nomor teleponnya juga” jelas appa Onew sambil mengeluarkan secarik surat dari saku kemejanya dan memberikannya padaku.
Aku membaca surat tersebut dari atas sampai bawah. Aku merindukan tulisan tangan Onew, dulu ia selalu menulisi buku-bukuku dengan kata-kata indah. Aku mengumpulkan semua kata-kata itu dan menyimpannya. Diakhir surat yang diberikan orang tua Onew kepadaku tertulis nomor telepon Onew. Aku menghela nafas panjang, Akhirnya aku dapat menghubungi Onew..
“Minsoo-ssi, kami pamit dulu ya..” ucap umma Onew kepadaku.
“Ne, umma. Hati-hati di jalan..” balasku.
Aku dan umma mengantarkan orang tua Onew sampai depan rumah. Setelah mereka meninggalkan rumah kami, aku langsung bergegas menuju kamar. Kututup pintu kamarku dan aku duduk diatas tempat tidurku. Aku membuka kotak merah itu perlahan, dan ya.. akhirnya kotak tersebut terbuka. Ada sebuah surat didalamnya, aku membaca surat itu terlebih dahulu.
--
Paris, 7 Desember 2009
Minsoo-ssi, annyeong~ ^^Bagaimana kabarmu? Aku sedang tidak sehat karena aku sangat merindukanmu T__T Maafkan atas keteledoranku saat dibandara, aku tidak sengaja menjatuhkan ponselku sehingga setengah tahun ini kita tidak bisa berkomunikasi. Jeongmal mianhae...
Chagi-ya *kekeke* sudah lama aku tidak memanggilmu seperti itu ^^ Akhirnya aku diterima di sebuah kantor di Paris, dan dari penghasilan yang kudapat itulah akhirnya aku bisa membeli sebuah ponsel lagi. Minsoo-ssi, aku berjanji akan kembali secepat mungkin. Jangan terlalu memikirkanku, aku akan selalu baik-baik saja jika aku memilikimu kekeke. Dan tahun depan kan wisuda kelulusanmu, jadi jangan lupa untuk belajar ya.. Hwaiting !
Oh ya, masih ingatkah kamu dengan 6 Desember tahun lalu? Saat aku mengajakmu ke sebuah taman pada malam hari? Maafkan aku.. Aku tidak bisa memberikanmu hadiah yang bagus, aku hanya bisa memberi sweater yang ada di dalam kotak merah. Saengil chukkae~ Semoga Minsoo-ssi selalu bahagia dan semua yang diharapkan tercapai.
With lots of L.O.V.E
Onew
--
Tak terasa setetes air mata mengalir di pipiku. Tak kusangka Onew masih mengingat hari ulang tahunku, sedangkan aku sendiri lupa akan hari ulang tahunku sendiri. Aku terlalu merindukan Onew, namun kerinduanku akhirnya dapat berkurang setelah mengetahui nomor telepon Onew. Kulipat kembali surat tersebut, dan kusimpan di tempat dimana aku menyimpang kata-kata yang selalu Onew tulis untukku.
Aku beralih melihat isi kotak merah tersebut. Sebuah sweater rajutan berwarna coklat terlipat rapi di dalam kotak tersebut. Onew kembali memberiku sweater, namun sweater ini lebih bermakna karena Onew memberikan sweater ini dari kejauhan, tidak secara langsung. Sweater ini dapat mengurangi kesedihanku untuk sementara waktu sampai Onew kembali.
Terdapat selembar foto di dalam kotak merah tersebut. Dalam foto itu, Onew berdiri di depan menara Eifel. Tertulis dibawah foto itu, ‘Minsoo-ssi, suatu saat nanti aku akan mengajakmu kemari. Saranghae..’
“Ne, nado saranghae, Onew oppa..” ucapku pelan sambil tersenyum menatap foto itu.
--
Aku berjalan ke meja belajarku untuk mengambil ponselku. Kutekan tombol di ponselku sesuai nomor yang tertera di surat yang diberikan orang tua Onew padaku. Suara nada panggil mulai terdengar di telingaku.
“Halo?” tanya seseorang dari ujung telepon. Aku terdiam sejenak, mengecek kembali apakah nomor yang kutekan benar. Dan nomor yang kutuju benar, tapi mengapa yang menjawab seorang perempuan?
“Ha..lo.. can I speak with Onew?” tanyaku.
“Who are you?” balas perempuan itu. ‘Who are you?’ bukankah seharusnya aku yang menyanyakan pertanyaan itu kepadanya? Siapa perempuan itu?
“I’m Minsoo, from Daegu. Then who are you?” tanyaku kembali.
“I’m Clara, Onew is working right now.”
“Oh, Okay, thank you” aku langsung menutup telepon tersebut. Aku bertanya-tanya dalam hati, Siapa Clara? Mengapa ponsel Onew ada di dia?
--
TO BE CONTINUED
ps : readerku yang baik.. sekali lagi saya minta maaf, soalnya part ini pendek lagi ini akibat dari keterbatasan waktu yang ada. Karena besok selasa saya sudah harus ujian direktorat, part selanjutnya insya Allah akan di post setelah ujian saya selesai. Mungkin minggu depan.. Sabar ya dan jangan bosen untuk menanti ^^
No comments:
Post a Comment