Thursday, May 24, 2012

FF - Day By Day (part 7)


               “Oppa, aku masuk ke rumah ya..” ucap Minsoo.
               “Ne, jangan sedih terus ya..” kataku sambil memegang bahu Minsoo.
               “Ne, oppa. Annyeong~” Minsoo tersenyum dan melambaikan tangannya ke arahku.
               “Annyeong~”
               Minsoo pun masuk ke dalam rumahnya. Aku menaikki motorku dan meninggalkan rumah Minsoo.
--
15 Juli 2009

               Beberapa hari lagi, aku harus berangkat ke Paris. Aku memutuskan untuk memperkenalkan Minsoo ke umma dan appa. Aku menelpon Minsoo dan ternyata ia bersedia memenuhi permintaanku. Aku segera menuju ke rumah Minsoo untuk menjemputnya dan mengantarkannya ke rumahku untuk bertemu dengan umma dan appa. Tak lama kemudian, aku sudah sampai di rumah Minsoo. Aku mengirim SMS kepada Minsoo untuk mengabari bahwa aku sudah berada di depan rumahnya. Kemudian keluarlah seseorang dari dalam rumah Minsoo, orang tersebut adalah Minsoo. Senyumnya merekah untuk menyambutku, aku pun membalas senyumannya.

               “Annyeonghaseyo~” ucap Minsoo dengan sedikit memberi aegyo kepadaku.
               “Annyeonghaseyo..” balasku sambil tersenyum kecil saat melihat aegyo Minsoo. Mengapa dia seceria ini? Apakah dia tidak bersedih karena hari keberangkatanku semakin dekat?
               “Oppa..”
               “Ne? Ah chakkaman, mengapa kamu sangat ceria hari ini, Minsoo-ssi?” tanyaku penasaran.
               Minsoo terlihat sedikit sedih saat mendengar pertanyaanku, “Ehm ani, waeyo? Apa aku tidak boleh ceria?” Minsoo menundukkan kepalanya.
               “Ani..an.aniya.. Bukan begitu maksud oppa, tapi Minsoo yang ceria terlihat lebih cantik dari pada Minsoo yang cemberut.” Jawabku sambil meraih kedua tangan Minsoo.
               Minsoo mendongakkan kepalanya, menatap kedua mataku untuk beberapa saat dan kemudian ia mengembangkan senyumnya. “Oppa, sebelum berangkat ke rumah oppa, aku juga ingin mengenalkan oppa ke orang tuaku. Mau ya, Oppa?” tanyanya.
               “Tentu!” jawabku semangat.
               Kami pun masuk kedalam rumah Minsoo, kulihat kedua orang tua Minsoo telah berada di sofa. Aku segera menyapa mereka.
               “Annyeonghaseyo, Onew-imnida..” ucapku sambil membungkukkan badan.
               “Ne, annyeonghaseyo..” jawab kedua orang tua Minsoo bersamaan. Mereka pun mempersilahkanku untuk duduk dan kemudian berbincang-bincang sejenak.
               “Umma Appa, ini namja yang aku sering ceritakan kepada umma dan appa. Onew oppa adalah orang yang sangat baik, ia telah memberiku banyak hal berharga dalam menjalani kehidupan.” Jelas Minsoo kepada orang tuanya.
               “Ahh ne..” ucap umma Minsoo.
               “Onew-ssi, kau tinggal dimana?” tanya appa Minsoo padaku.
               “Tidak jauh dari sini, ahjussi. Di area kompleks dekat Daegu stadium”
               “Eh umma appa, aku harus pergi ke rumah Onew oppa untuk bertemu dengan kedua orang tua Onew oppa juga” ucap Minsoo.
               “Ne, hati-hati ya. Onew-ssi, tolong jaga Minsoo ya..” ucap umma Minsoo sambil mengantarkan kami menuju pintu.
               “Ne, pasti. Saya pamit dulu, annyeonghaseyo” balasku sambil membeungkukkan badan. Setelah itu aku dan Minsoo menuju ke rumahku untuk bertemu dengan orang tuaku.
--
18 Juli 2009

               Hari ini pun tiba, aku tak kuasa menahan kesedihanku untuk berpisah dengan keluargaku, teman-temanku dan tentunya Minsoo yang sedari tadi sudah meneteskan air matanya. Jam keberangkatan pesawat ke Paris hanya 1 jam lagi. Aku, Minsoo, keluargaku, dan beberapa temanku mengatarkan kepergianku ke Paris, mereka mengantarku hingga bandara.
               “Hyung, jangan lupakan aku dan temanmu yang lain ya.. Kami akan mendo’akanmu agar selalu sukses.” ucap Taemin kepadaku. Aku pun memeluknya dan memeluk teman-temanku yang lain.
               “Umma.. Appa..” ucapku sambil berjalan ke arah mereka dan memeluk mereka. Umma tak kuasa menahan air matanya saat harus melepasku pergi, dan appa selalu meyakinkanku dan menyemangatiku agar aku sukses di Paris. Aku memeluk umma dan appa cukup lama, tak terasa air mataku mengalir di pipiku, aku segera menghapusnya agar tidak membuat umma semakin sedih. Umma, Appa.. aku akan selalu merindukan kalian...
               “Onew, jaga dirimu baik-baik ya.. Umma dan Appa akan selalu mendoakanmu” ujar umma kepadaku.
               “Ne, umma..” jawabku.
               Aku melepaskan pelukan umma dan appa, lalu beralih ke Minsoo. Sungguh aku tak kuasa untuk melihatnya seperti itu, air mata Minsoo mengalir deras dari matanya. Aku berjalan mendekati Minsoo dan mencoba menahan air mataku agar tidak mengalir saat dihadapan Minsoo. Aku menarik nafas panjang, kucuba untuk tetap mengembangkan senyum saat menatap Minsoo.
*back song : Jonghyun-So Goodbye*
               “Minsoo-ssi...” ucapku sambil memegang kedua bahu Minsoo. Minsoo hanya membekap mulutnya dan menatapku dengan air mata yang masih mengalir. “Oppa janji.. Oppa janji akan kembali secepat mungkin. Kamu bisa menghubungiku jika kamu merindukan oppa. Uljimayo...” lanjutku sambil menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Minsoo terdiam beberapa saat, namun air mata yang mengalir dari matanya tak kunjung berhenti.
               “Oppa..” ucap Minsoo lalu beranjak untuk memelukku. Bisa kurasakan bahwa air matanya membasahi bahuku. Aku menahan air mataku dengan susah payah, tenggorokanku terasa sangat sakit. “Oppa.. aku akan merindukanmu. Jangan lupa jaga kesehatan ya, oppa..” lanjutnya dengan suara yang mendesah. Aku hanya mengangguk pelan. Tak berapa lama kemudian Minsoo melepaskan pelukkannya, air matanya perlahan mulai terhenti. Aku berbalik arah untuk menatap semua orang.
               “Semuanya, aku pergi dulu ya. Do’akan semoga aku sukses di Paris dan kembali secepat mungkin.. Annyeong” ucapku sambil melambaikan tanganku dan mengembangkan senyuman. Aku pun berjalan meninggalkan Minsoo, keluargaku dan teman-temanku. Langkahku terasa sangat berat, dan aku memilih untuk berjalan mundur. Pandanganku terfokus kepada Minsoo yang juga memandangku, dan Minsoo semakin menjauh dan menjauh.
*back song end*
Semuanya sudah tidak terlihat lagi oleh pandanganku, aku sudah berada di ruang pemberangkatan. Pesawat akan berangkat 2 menit lagi. Aku berdo’a agar aku selamat hingga tempat tujuan dan selalu berharap agar aku bisa sukses agar kedua orang tuaku bahagia.
--
19 Juli 2009
-Paris, 08.00 a.m-
               Untuk pertama kalinya, akhirnya kakiku dapat menginjak tanah Paris. Jalanan di Paris cukup padat, aku segera menaikki taxi dan menuju ke apartemen yang sudah kupesan jauh-jauh hari. Jarak bandara ke apartemen tidak terlalu jauh, aku melihat-lihat pemandangan sekitar dari balik kaca taxi. Beberapa menit kemudian, taxi memberhetikanku tepat di depan sebuah apartemen yang lumayan besar. Aku membawa barang-barangku menuju ke apartemenku setelah aku membayar ongkos taxi tersebut. Apartemenku berada di lantai 3, tepatnya apartemen nomor 206. Kubuka pintu apartemenku dan kubawa masuk semua barangku kedalam. Kurebahkan badanku diatas bed yang sudah disediakan dan melepaskan rasa penat serta capek setelah berjam-jam berada di pesawat. Hhhh nyaman sekali tempat ini...
               Aku berjalan menuju jendela lebar yang berada di samping bed, kuhirup udara segar kota Paris. Aku teringat bahwa umma menyuruhku mengabarinya jika telah tiba di Paris, kuraba saku celana jeansku tapi ponselku tidak ada. Aku langsung berlari menuju koperku dan mencari ponselku, namun tidak ada. Kukeluarkan semua isi dalam koperku dan kucoba untuk mencari ponselku dengan lebih teliti, namun hasilnya tetap nihil. Aku sedikit frustasi karena ponselku tidak ada, kucoba untuk mengingat-ingat dimana aku meletakkan ponselku. Terbesit di pikiranku bahwa aku tidak menjatuhkan ponselku saat aku berada di Incheon. Seseorang tidak sengaja menabrakku namun karena aku juga terburu-buru, aku tidak mengecek ponselku yang kuletakkan di saku jaket. Ahh andweee..

Minsoo’s POV
-Daegu-
               Aku terpaku di depan jendela kamarku. Aku memandang jauh kearah langit yang sangat cerah. Kuminum secangkir teh yang ada di tanganku seteguk demi seteguk sambil menikmati sejuknya udara pagi hari. Tiba-tiba muncul suara dering dari arah belakangku, aku menoleh dan ternyata ponsel Onew yang berdering. Sebuah pesan datang dari Jonghyun.
From : Jonghyunnie
               Hyung~ Apa kau sudah sampai di Paris? Jangan lupa oleh-oleh untukku kekeke..
To : Jonghyunnie
               Jonghyun-ssi, ini saya Minsoo. Onew oppa tidak sengaja menjatuhkan ponselnya saat di Incheon kemarin. Jadi, untuk saat ini Onew oppa masih belum bisa dihubungi.
Ya.. Onew menjatuhkan ponselnya di Incheon namun sepertinya ia tidak sengaja menjatuhkannya. Saat aku akan meninggalkan Incheon setelah mengantarkan Onew, security bandara mengumumkan melalui speaker bahwa telah ditemukan sebuah ponsel yang berjenis sama dengan milik Onew. Aku segera menuju ke meja informasi dan memastikan apakah itu ponsel Onew, dan ternyata benar itu ponsel Onew. Aku pun membawa ponsel tersebut ke rumah dan menjaganya. Aku sedikit sedih saat mengetahui Onew tidak membawa ponselnya ke Paris karena aku tidak dapat berkomunikasi dengan Onew untuk beberapa waktu sampai Onew mempunyai ponsel lagi.
Aku meletakkan kembali ponsel tersebut di atas meja belajarku. Aku segera keluar dari kamar dan bergegas mandi karena aku harus kuliah pagi ini. Mungkin hari-hariku sekarang mulai sedikit membosankan karena Onew tidak ada didekatku. Tapi aku harus tetap bersemangat menjalani hari-hari tanpa Onew hingga ia kembali ke Daegu lagi.
--
TO BE CONTINUED

No comments:

Post a Comment