Tuesday, May 8, 2012

FF - Day By Day (part 4)


Aku berdiri dan mengambil tasku. Minsoo juga mengambil ranselnya. Kami berjalan meninggalkan tempat penuh kenangan ini.
               “Let’s hold hand!” ucapku sambil menyodorkan tanganku. Minsoo pun menaruh tangannya diatas tanganku, aku menggenggam tangannya dengan erat dan kami berjalan dengan langkah beriringan.
--
05 Desember 2008

               Aku berjalan menuju kamar Kyuhyun hyung, ia adalah kakakku. Kuketuk pintu kamarnya.
               “Siapa ?” tanya Kyuhyun hyung dari dalam.
               “Onew”
               “Masuklah, pintunya tidak kukunci”
               Aku masuk kedalam, kulihat Kyuhyun hyung sedang bersantai diatas kasurnya. Aku berbaring di sampingnya.
               “Hyung..” ucapku.
               “Hhm ?”
               “Hadiah apa yang cocok untuk perempuan ?” tanyaku memainkan ponsel Kyuhyun hyung.
               “Mwo? untuk perempuan? Kau punya yeoja?” Kyuhyun hyung sedikit kaget dan langsung duduk. Ia menatapku dengan tatapan ‘apa-kau-benar-sudah-berpacaran’. Aku pun ikut beralih posisi untuk duduk didepan Kyuhyun hyung.
               “Ehmm.. Ne” jawabku singkat.
               “Jinjja-yo? Waa Chukkae!!” Kyuhyun hyung mendorong-dorong bahuku. Bahkan dia terlihat lebih bahagia dari pada aku. Orang ini kenapa ?
               “Ne ne hyung, gomawo” saat aku ingin kembali berbaring, aku tidak sengaja menjatuhkan ponsel Kyuhyun hyung. Suasana hening sejenak, aku melihat kearah Kyuhyun hyung. Tatapannya berubah menjadi sedikit menakutkan. Omo..
               “Yah Onew-ya kenapa kau jatuhkan ponselku? Itu baru saja kubeli 3 hari lalu!!” ujarnya dan sekali lagi ia mendorong-dorong tubuhku. “Kau harus ganti rugi jika ponselku rusak!!” Kyuhyun hyung mengambil ponselnya dan meneliti ponsel tersebut. Ia menatapku tajam, aku hanya terdiam tanpa sepatah katapun. Kyuhyun hyung terlihat sedikit shock atas kejadian jatuhnya ponsel yang baru dibelinya. Tatapan Kyuhyun hyung membuatku sedikit menahan nafas. Ia terus menatapku tapi sepertinya matanya mulai lelah, Kyuhyun hyung menyengirkan bibirnya.
               “Gwenchanna, ponselku baik-baik saja” ucapnya sambil senyum-senyum.
               “Ne..” jawabku dengan senyum yang kupaksakan. Aku ingin tertawa saat melihat Kyuhyun hyung saat itu tapi tatapannya membuatku sedikit takut.
               Kyuhyun hyung terus memainkan ponselnya dengan bahagia. Aku mengamatinya. Sebegitu sayangnya kah ia dengan ponsel itu? Aisshh dasar orang aneh..
               “Hyung..” panggilku untuk mencairkan suasana. “Hyung!!” panggilku untuk kedua kalinya tapi Kyuhyun hyung tetap tidak merespon. “HYUNG!!” teriakku tepat di telingan kanan Kyuhyun hyung.
               “WAEYO??” jawabnya sambil melebarkan matanya.
“Kau belum menjawab pertanyaanku tadi.”
“Oh ne, aku lupa. Sebentar, aku akan menanyakan itu pada Yoona.” Jawab Kyuhyun hyung sambil mencari nomor telepon Yoona Noona di ponselnya.
“Ne, Ppali-wa”
Kyuhyun hyung pun menelpon Yoona Noona. “Annyeonghaseyo, Yoona-ssi..” sapanya kepada Yoona Noona. “Yoona-ssi, Onew ingin bertanya padamu” Kyuhyun hyung memberikan ponselnya padaku.
“Annyeonghaseyo, Noona” sapaku.
“Annyeonghaseyo, Onew-ssi”
“Noona, aku ingin bertanya padamu..”
“Ne, wae ?”
“Ehm, apa kado yang pantas untuk seorang yeoja?” tanyaku sambil memainkan bantal pororo milik Kyuhyun hyung. “Ehm.. selain itu adakah yang lain, Noona ?” tanyaku kembali. “Ahh ne ne.. Gamsahamnida, Noona.” Kataku sambil mengembalikan ponsel Kyuhyun hyung.
“Yoona-ssi, Annyeong~” Kyuhyun hyung memutus teleponnya.
Aku masih berpikir tentang pendapat Yoona noona tadi. Ahh sepertinya itu cocok..
“Hyung, aku pergi dulu ya.. Gomawo~ telah menelponkan Yoona noona.” Ucapku sambil berdiri dan merapikan pakaianku.
“Ne..”
Aku pun keluar dari kamar Kyuhyun hyung dan langsung menuju garasi untuk mengambil motorku. Aku mengendarai motorku menuju sebuah toko yang menjual kado yang ingin kubeli.
--
06 Desember 2008

               Aku berada di depan rumah Minsoo, rumahnya nampak sepi. Kuketuk pintu rumahnya dengan sopan, beberapa saat kemudian keluarlah seorang yeoja yang amat sangat cantik.
               “Annyeonghaseyo, Minsoo-ssi..” sapaku kepada yeoja itu, yang tidak lain adalah Minsoo.
               “Annyeonghaseyo, Onew-ssi..” senyumnya merekah di bibir manisnya.
               “Minsoo-ssi, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Maukah?” tanyaku.
               “Ne, tentu. Tunggu sebentar, aku akan berganti pakaian”
               “Ne”

Minsoo’s POV
               Aku berlari menuju kamarku untuk mengganti pakaian. Onew akan mengajakku ke suatu tempat, entah dimana. Aku memilih sebuah hem berwarna putih dan jeans biru, tak lupa kukalungkan syal dileherku. Lekas-lekas aku menemui Onew yang menungguku diluar. Diluar cuaca cukup dinging dan salju turun walau tak banyak.
               Onew mengantarku ke sebuah tempat yang jauh dari keramaian kota, jalanannya juga cukup sepi. Onew memberhentikan motornya tepat di depan sebuah cafe yang sepi, ia menggandeng tanganku dan memasuki cafe itu. Cafe itu cukup gelap, aku hanya bisa melihat cahaya kekuningan dihadapanku. Denting piano berbunyi menyambut kedatangan kami, Onew terus berjalan dan mengantarku ke sebuah tempat. Ia pun berhenti, sungguh aku tak menduga Onew akan melakukan ini semua. Cahaya kekuningan tadi membentuk tulisan ‘Minsoo’ dan bunyi piano terus mengiringi kami. Onew memandangku, tatapan matanya seakan mengisyaratkan kata ‘apa kamu bahagia?’
               “Oppa..” ucapku pelan.
               “Ne?”
               “Jeongmal gamsahamnida..” tanpa kusadari aku menitihkan air mata. Aku memeluk Onew dengan erat, namja inilah yang membuat hidupku bahagia selama bersamanya. Aku tidak bisa mengucapkan kata-kata lain selain ucapan terima kasih kepadanya. Kurasakan Onew meletakkan kepalanya di bahuku, dan kami masih berpelukan dengan iringan piano yang membuat suasana menjadi membahagiakan ditengah kesunyian cafe. Onew mengelus rambutku perlahan.
               “Kamu tidak usah terlalu berterima kasih kepada oppa, malah aku yang harus berterima kasih kepadamu karena telah menemaniku selama ini. Walaupun kita baru saling mengenal 4 bulan yang lalu, tapi kamu sudah menjadi segalanya bagiku. Jadi inilah kado balasan dari oppa untukmu..” jelas Onew dengan suara yang sangat gentle.
               “Ne, oppa..” aku melepaskan pelukanku dari Onew. Onew menghapus air mataku dengan kedua telapak tangannya. “Oppa.. sekali lagi terima kasih..” ucapku masih dengan air mata yang mengalir.
               “Cheonma, nae sarang~ Berhentilah menangis, di hari ulang tahunmu kan seharusnya kamu bahagia jadi jangan menangis ya” ujar Onew sambil kembali mengusap air mataku lalu meletakkan tangannya dibahuku untuk menguatkanku. “Kajja !” lanjutnya sambil mendekapku dalam dekapannya dan berjalan keluar.
               “Wae waeyo? Kita mau kemana oppa?” tanyaku penasaran.
               “Ikutlah denganku, kamu nanti pasti tahu sendiri.” Jawab Onew serambi mengembangkan senyumnya.
               Onew membawaku keluar cafe. Udara diluar ruangan cukup untuk membuatku sedikit menggigil, namun Onew mendekapku erat sehingga aku merasa sedikit hangat.
               “Cha!! Sekarang kamu harus memakai penutup mata ini ya chagi, setelah hitungan ketiga oppa akan membukakan penutup mata itu.” Jelas Onew sambil memasangkan penutup mata padaku.
               “Ne oppa..” aku menuruti semua yang diperintahkan Onew. Ia menuntunku perlahan.
               “1, 2, 3!!” Onew membukakan penutup mataku.
               “MINSOO-SSI, SAENGIL CHUKKAE~!!!” *duarrr duarrr duarrr*
               Saat kubuka mataku perlahan, kulihat puluhan orang telah berkumpul dihadapanku, meneriakkan ucapan selamat ulang tahun padaku dan menyalakan petasan yang sangat banyak. Onew yang ada disampingku hanya melihatku sambil tertawa bersama orang-orang itu, sepertinya dia tertawa karena melihat ekspresi terkejutku.
               “Minsoo-ya, saengil chukkae-yo. Tiuplah lilinnya!” ucap Eunjung yang ikut memberikan surprise untukku. Eunjung membawa sebuah kue tart yang berukuran cukup besar. Sebelum kutiup lilin di kue itu, aku membuat sebuah permohonan. Semoga semuanya semakin membaik.. Kutiup lilin angka 19 itu dan memotong sebagian dari kue tartnya untuk kuberikan kepada Onew.
               “Oppa, aaa..” ucapku kepada Onew. Ia langsung membuka mulutnya dan akupun menyuapkan kue itu untuknya.
               “Gomawoo~” balas Onew sambil mengunyah kue yang kusuapkan. Aku hanya tersenyum melihat pipi Onew yang menggembung.
               “Minsoo-ya..” panggil seseorang dari belakangku.
               “Ne?” saat aku menoleh kebelakang, 3 orang langsung mengepungku dan mengoleskan krim kue ke wajahku. Aku hanya bisa terdiam membiarkan semua karena jika aku banyak bergerak, krim-krim itu akan mengotori pakaianku.
               “Gwenchanna-yo?” tanya Onew sambil menyingkirkan krim yang menutupi mataku dengan jaket.
               “Gwenchanna.. Oppa, jaketmu jadi kotor. Sini biar kubersihkan.” Jawabku dan membersihkan jaket Onew.
               “Aniyo, lupakan masalah jaket ini. Kamu harus membersihkan krim-krim itu dulu.” Ujarnya sambil menggandengku ke kran air dekat kolam ikan. Kuusap wajahku agar krim-krim kue tidak menempel lalu kukeringkan wajahku dengan handuk yang Onew berikan, entah darimana Onew mendaptkan handuk itu. Saat aku dan Onew kembali ke tempat tadi, orang-orang yang memberiku surprise sudah tidak ada di tempat. Aisshh kemana mereka semua?
               “Oppa..” ucapku.
               “Hhm?”
               “Apakah oppa yang merencanakan ini semua?” tanyaku sambil mengajak Onew duduk dikursi.
               “Ehm tentu hehe” jawabnya sambil tersenyum jail.
               “Oppa, terima kasih atas semua kejutan yang oppa berikan hari ini. Ini semua sangat menyenangkan. Gamsahamnida, oppa~” ucapku sambil menaruh kepalaku di bahu Onew.
               “Aniyo, ini belum berakhir. Oppa masih punya kejutan lain tapi sebelumnya oppa mau berada disini berdua bersamamu dulu hehe..” balasnya sambil menaruh kepalanya diatas kepalaku dan mengelus rambutku yang terurai. “Hold hand~” pinta Onew sambil menyodorkan tangannya.
               “Ne..” Aku pun melatakkan jemariku disela-sela jemari tangan Onew. Ia menggenggam jemariku. Kami duduk berdua untuk beberapa saat.
               “Let’s go, my princess~” ajak Onew.
               “Let’s go, my prince hehe” aku pun berdiri dan Onew menggandengku menuju motornya. Kami menuju tempat surprise selanjutnya yang telah Onew persiapkan. Hhm oppa, jeongmal gamsahamnida..
--
Onew’s POV
               Aku dan Minsoo telah sampai di tempat surprise terakhir yang sudah kurencanakan. Aku menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan surprise kali ini.
               “Minsoo-ssi..” ucapku.
“Ne, oppa ?”
“Apa kamu benar mencintaiku?” tanyaku.
“Tentu, oppa. Waeyo oppa? Apa aku berbuat salah padamu sehingga oppa meragukanku?” tanya penasaran dengan nada yang sedikit terkejut.
“Aniyo kamu tidak bersalah, Minsoo-ssi. Jika kamu mencintaiku, teriakkanlah ‘Onew oppa saranghaeyo’ dengan keras.”
“ONEW OPPA~ SARANGHAEYO!!!”
Aku menekan tombol untuk menyalakan listrik di tempat surprise. Tempat ini berubah menjadi terang benderang setelah Minsoo meneriakkan kata-kata itu.
“Uwooww..” ucap Minsoo dengan sangat terkejut saat melihat area disekitarnya dipenuhi lampu warna-warni. “Oppa.. ahh jijja, ini sangat indah. Ahh gomawo..” lanjut Minsoo sambil melihat sekitar. Minsoo memutar-mutarkan badannya untuk melihat keindahan cahaya lampu disekitar. Aku telah menyiapkan ratusan lampu warna-warni untuk menghiasi pohon-pohon di tempat ini,, dan tak lupa aku menyusun tuliasan ‘Minsoo’ diatas rerumputan.
“Ayo, duduk di kursi itu.” Ajakku sambil menunjuk kursi yang kumaksud. Kami berjalan menuju kursi yang berada di bawah pohon. Kado yang akan kuberikan kepada Minsoo sudah ada di kursi itu. Aku memberikan kado itu kepada Minsoo.
“Kotak apa ini, oppa?” tanya Minsoo kepadaku.
“Bukalah, itu kado untukmu.” Jawabku.
Minsoo membuka kotak yang kuberikan padanya. Kotak itu berisi sebuah sweater, syal, sarung tangan berwarna merah untuk musin dingin. Aku memberi Minsoo kado itu atas usulan Yoona noona.
“Ahh ini lucu sekali. Gamsahmnida oppa~” ucapnya sambil memelukku sebentar.
“Cheonma, Minsoo-ssi. Ppopo!” jawabku dengan nada bercanda tapi aku tetap mendekatkan pipiku ke Minsoo. Namun Minsoo tak bergerak sedikit pun, sepertinya ia malu. Aihh Minsoo kenapa kamu begitu menggemaskan...? Aku melirik Minsoo, ia hanya menunduk. Aku pun mencium pipinya yang menggemaskan. Wajahnya memerah.
“Oppaaa~” ucapnya sambil memukul-mukul bahuku. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya, namun tak lama kemudian ia juga ikut tertawa bersamaku. Aku mendekapnya dalam pelukanku. Lalu kami pun meninggalkan tempat ini karena malam semakin larut.
--
TO BE CONTINUED 
 *ok, ini foto ga nyambung sama FFnya. Entah kenapa aku pengen ngasih foto ini, abisnya onew mukanya imutt :33*

No comments:

Post a Comment